Rabu, 12 November 2014

TEORI EKONOMI KEYNESS : PASAR BARANG, PASAR UANG DAN PASAR TENAGA KERJA

A. Pasar Barang

1. Kemungkinanan kelebihan produksi.
Keynes menolak hukum Say. Suatu waktu tertentu daya beli masyarakat memang tersedia dalam jumlah yang cukup untuk membeli barang/jasa yang diproduksikan.

Tetapi daya beli yang dimiliki masyarakat tersebut tidak selalu harus sama dengan daya beli yang betul-betul dibelanjakan oleh masyarakat di pasar barang.

Dengan kata lain, sebagian dari daya beli tersebut diterjemahkan sebagai permintaan efektif, namun sebagian yang lain dari daya beli tersebut akan digunakan ditabung oleh masyarakat. Menabung tidak menambah permintaan efektif dimasyarakat.


2. Kemungkinan kekurangan produksi.
Keadaan sebaliknya, yaitu kekurangan produktif secara umum juga mungkin terjadi. Kalau para produsen ternyata memutuskan untuk melakukan investasi dalam jumlah lebih besar daripada daya beli yang ditabung oleh masyarakat, maka permintaan efektif di pasar barang menjadi terlalu besar dibanding nilai output yang tersedia dipasar.

a. Besar kecilnya permintaan efektif (total) sangat tergantung pada keputusan para konsumen (rumah tangga) mengenai besar pengeluaran konsumsinya dan keputusan para produsen mengenai besarnya investasi yang mereka ingin laksanakan dalam periode tersebut.

b. Mengenai keputusan pengeluaran konsumsi rumah tangga, Keynes berpendapat bahwa keputusan tersebut cukup stabil dan biasanya hanya berubah apabila tingkat pendapatan rumah tangga berubah. Yang sulit diterka justru pada perilaku produsen dalam pengeluaran investasinya. Padahal pengeluaran investasi sangat menentukan gejolak GDP (dan ada kesempatan kerja).

3. Permintaan Agregat atau Pengeluaran Agregat
Misal perekonomian tertutup (yaitu tidak melakukan transaksi luar negeri).
Permintaan agregat (aggregate demand) sama dengan pengeluaran agregatif dari masyarakat secara keseluruhan (Z).

Tiga unsur permintaan agregat meliputi:

1) Permintaan efektif dari rumah tangga akan barang konsumsi (C).

2) Permintaan efektif sector produsen untuk investasi (I).

3) Permintaan efektif dari pemerintah (G).

Z = C + I + G

4. Yang Menentukan C (Pengeluaran Rumah Tangga): Propensity to Consume dan Propensity to Save.
Proses produksi menghasilkan pendapatan dalam masyarakat, kemudian pendapatan menimbulkan permintaan efektif dalam pasar barang yaitu permintaan efektif untuk barang konsumsi oleh sektor rumah tangga (C). menurut Keynes tidak semuanya di konsumsi tetapi sebagiannya ditabung.

Y = Q

Y = C + S

Q > C

Persentase pendapatan dalam masyarakat untuk menabung disebut dengan kecenderungan untuk menambung (propensity to save) = s. Prosentase pendapatan dalam masyarakat untuk konsumsi atau di belanjakan disebut dengan kecenderungan untuk berkonsumsi (propensity to consume) = c.

S = s Y

C = c Y

C + S = c Y + s Y = (c + s) Y = Y

c + s = 1

Khusus untuk bentuk fungsi konsumsi jangka pendek

C = a + cY

o Marginal propensity to consume (MPC) adalah perubahan pengeluaran konsumsi yang disebabkan oleh perubahan tingkat pendapatan.

MPC = ∆C/∆Y = c

o Average propensity to consume (APC) adalah proporsi dari penghasilan yang dibelanjakan untuk konsumsi.

C/Y = (a + cY)/Y = (a/Y) + c

Fungsi konsumsi jangka panjang

MPC = APC = c

5. Yang Menentukan I (Pengeluaran Produsen): Tingkat Bunga dan Marginal Efficiency of Capital.

Investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang atau jasa untuk tujuan meningkatkan pendapatan di masa yang akan datang misal untuk penambahan stok di gudang atau perluasan pabrik.

Apakah pengeluaran rumah tangga (C) sama dengan pengeluaran produsen (I), jawabannya adalah tidak sama.
Pengeluaran oleh sektor produsen tidak sama dengan rumah tangga dalam dua hal yaitu menyangkut:
1) macam/tujuan pengeluaran.
2) kemungkinan-kemungkinan yang terbuka untuk pembiayaan pengeluaran tersebut.

Tujuan pengeluaran sektor produsen (perusahaan) bukan untuk tujuan konsumsi (seperti sektor rumah tangga) tetapi untuk tujuan investasi.

Investasi dengan harapan keuntungan di masa yang akan datang, sementara konsumsi atas dasar kebutuhan dari rumah tangga.

Dua aspek yang mempengaruhi besarnya I yang berhubungan dengan pasar uang, yaitu:

1) Kemungkinan menggunakan dana pihak lain.

2) Faktor keuntungan yang diharapkan oleh produsen/perusahaan.

Kemungkinan menggunakan dana pihak lain untuk investasi, misal perusahaan A meminjam uang dari pasar uang tidak resmi contoh pijam ke kenalannya, perusahaan B meminjam uang dari pasar uang yang disebut sector perbankan contoh pinjam ke BRI, dan perusahaan C meminjam uang dari pasar uang yang disebut pasar surat berharga atau bursa efek atau pasar modal.

Di dalam pasar uang terdapat titik temu antara volume dana yang dipinjamkan dan tingkat bunga atau harga dari dana tersebut. Bagi peminjam dana (mis: untuk investasi), tingkat bunga merupakan biaya yang harus dibayar karena menggunakan dana tersebut.

Pengertian tingkat bunga juga berlaku bagi perusahaan yang memiliki dana sendiri dan meminjamkan ke pasar uang sehingga mendapatkan penghasilan/pendapatan bunga sebesar tingkat bunga yang ada.

Faktor keuntungan yang diharapkan, dinyatakan dalam dua dimensi:
1) Dimensi yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang akan diperoleh untuk setiap rupiah yang akan ditanamkan.
2) Dimensi waktu yang menunjukkan berapa lama aliran keuntungan diperoleh.

Besarnya keuntungan bisa dinyatakan dalam "keuntungan kotor" yaitu berupa prosentase per tahun (atau satuan waktu lainnya). Misal keuntungan kotor 50% pertahun dan dimensi waktu keuntungan (atau lama umur ekonomis) berinvestasi selama 10 tahun.

Bila keuntungan yang diharapkan (Marginal Efficiency of Capital/MEC) adalah lebih besar daripada tingkat bunga, maka investasi dilaksanakan. Bila MEC lebih kecil daripada tingkat bunga, maka investasi tidak dilaksanakan. Bila MEC = tingkat bunga, maka investasi boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak dilaksanakan bagi mereka yang memiliki dana.

Fungsi MEC atau fungsi investasi adalah menunjukkan hubungan antara tingkat bunga yang berlaku dengan tingkat pengeluaran investasi yang diinginkan oleh investor.

Tiga hal penting dalam fungsi investasi yaitu:
1) fungsi tersebut mempunyai slope yang negative.
2) fungsi semacam ini sulit tercapai karena posisinya yang labil.
3) perlu ditekankan hubungan fungsi tersebut dengan kenyataan.

  • Pertama, semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran investasi.
  • Kedua, kelabilan karena posisinya sangat dipengaruhi oleh nilai MEC dari proyek yang ada. MEC dihitung sangat subyektif dan berubah dari hari ke hari.
  • Ketiga, hubungan teori Keynes dengan kenyataan terutama tentang tersedianya dana untuk investasi. Artinya berdasarkan teori Keynes setiap tingkat bunga akan selalu tersedia dana untuk investasi sesuai apa yang diminta, pada kenyataan dana belum tentu selalu tersedia. Atau begitu banyak proyek menguntungkan (MEC tinggi) tapi dana terbatas.
6. Yang Menentukan G (Pengeluaran Pemerintah).
Pengeluaran pemerintah (G) adalah semua pembelian barang/jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah-pemerintah daerah.

Barang dan jasa yang dimasukkan dalam G adalah pembelian barang/jasa yang merupakan hasil proses produksi pada tahun yang bersangkutan. Pembelian barang bekas atau gedung lama tidak termasuk G.
G sebagai variabel eksogen, karena pengeluaran pemerintah (G) bisa mempengaruhi permintaan agregat

7. Konsep Pelipat (Multiplier).
Dalam perekonomian tertutup, permintaan agregat sama dengan pengeluaran agregat.

  • Putaran pertama, apabila investor menaikkan investasi sebesar ∆I, maka akan meningkatkan nilai Z sebesar ∆I. Uang sebesar ∆I diterima oleh penjual barang atau jasa sebagai tambahan pendapatan sebesar ∆Y.
  • Putaran kedua, kenaikan pendapatan akan meningkatkan pengeluaran konsumsi sebesar c ∆Y sebesar c ∆I. Jumlah ini akan dibelanjakan dipasar barang, maka menambah lagi nilai Z. jadi pada putaran kedua ini, Z akan naik sebesar ∆I + c ∆I. Kenaikan sebesar ∆I + c ∆I, bagi penjual barang atau jasa sebagai tambahan pendapatan.
  • Putaran ketiga terjadi pengeluaran konsumsi meningkat c kali c ∆I sehingga menjadi c2∆I
∆Z = ∆I + c ∆I + c2∆I + c3∆I + …………
= (1 + c + c2 + c3 + ……)∆I
= (1/1-c) ∆I

Bila bertambah sebesar ∆G, maka rumusnya menjadi:
∆Z = (1/1-c) ∆G

8. Penawaran Agregat dan Output Agregat.
Penawaran agregat mempunyai beberapa kesamaan dengan penawaran pasar dalam ekonomi mikro, yaitu hanya menggunakan satu macam barang dan pasar yang ada dalam bentuk persaingan sempurna.
Dalam jangka pendek, kurva penawaran seorang produsen adalah kurva Marginal Costnya.

Kurva penawaran agregat adalah penjumlahan horizontal dari semua kurva MC, yaitu menaik dengan makin tingginya harga. Kesimpulan ini akan tetap berlaku walaupun barang yang dihasilkan lebih dari satu dan persaingan tidak sempurna.

9. Keseimbangan di Pasar Barang.
Dari segi permintaan agregat, akan mempunyai proses multiplier untuk mencapai semacam "keseimbangan" didalamnya.
∆Z = (1/(1-c))*∆I
Z1 = Z0 + ∆Z

Posisi Z1 adalah seperti posisi keseimbangan. Maksudnya adalah bahwa pada tingkat tersebut proses multiplier sudah berhenti dan tidak ada kecenderungan bagi nilai Z untuk berubah.
Tercapainya keseimbangan di atas adalah keseimbangan dari satu sisi pasar yaitu sisi permintaan.
Keseimbangan pasar barang akan tercapai apabila permintaan agregat sama dengan penawaran agregat (bertemu dalam satu titik/berpotongan).

B. Pasar Uang

1. Pengertian Pasar Uang

Pasar Uang adalah pertemuan antara permintaan akan uang (MD) dengan penawaran uang (MS). MD adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk menunjang kegiatan ekonominya. MS adalah jumlah uang yang disediakan oleh pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang Kartal dan uang Giral yang beredar. Di pasar uang, penawaran akan uang bertemu dengan permintaan akan uang, dan pertemuan tersebut merupakan penentu "harga/nilai" dari uang.
Menurut Keynes, harga uang adalah harga yang harus dibayar untuk penggunaan uang, yang tidak lain adalah tingkat bunga. Penawaran akan uang ditentukan oleh penguasa moneter, sehingga identik dengan jumlah uang yang beredar. Permintaan akan uang merupakan fokus/inti dari teori Keynes. Yaitu Keynes mengatakan seseorang memegang uang (atau meminta uang tunai) karena ia mempunyai tujuan-tujuan atau motif tertentu dalam menggunakan uang tersebut.

2. Motif memegang atau menggunakan uang.

a) Motif Transaksi.
Motif transaksi timbul karena dalam perekonomian penggunaan uang untuk alat tukar menukar. Yaitu terdapat kebutuhan menyelesaikan transaksi-transaksi dengan menggunakan uang. Pada saat transaksi masih dilakukan dengan barter barang atau jasa maka tidak dibutuhkan alat likuid berupa uang.

Uang tunai yang digunakan masyarakat tergantung pada:

(a) volume transaksi

(b) tingkat harga umum.

Keynes berpendapat sama dengan teori klasik yaitu volume transaksi erat kaitannya dengan jumlah barang/jasa yang diproduksi, sehingga :

Md = k.P.Q
Dimana : k = konstanta.
P = harga.
Q = Volume transaksi

b) Motif berjaga-jaga.
Motif Berjaga-jaga, hal ini Keynes membedakan permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau yang diluar rencana dari transaksi normal atau rutin.

Misal untuk pembayaran keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran tidak terduga lainnya. Orang akan mendapat manfaat dengan memegang uang untuk menghadapi keadaan-keadaan yang tidak terduga tersebut. Karena sifat uang yang liquid atau mudah untuk ditukar dengan barang atau sebagai alat pembayaran lainnya.

Permintaan akan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga tidak menyimpang dari teori klasik, yaitu memandang kebutuhan akan uang berdasarkan fungsi sebagai alat tukar.

c) Motif spekulasi.
Motif ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan seandainya pemegang uang tersebut dapat meramal apa yang terjadi di masa depan dengan tepat. Permintaan untuk spekulasi adalah permintaan akan uang tunai untuk tujuan memperoleh keuntungan. Caranya adalah dengan “berspekulasi” dalam pasar obligasi (surat berharga).

Apabila harga obligasi diharapkan untuk naik di masa mendatang, maka orang akan membeli obligasi dengan uang tunainya hari ini. Ini berarti uang tunai yang saat ini untuk berspekulasi akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga obligasi diharapkan turun, maka permintaannya akan uang tunai saat ini akan bertambah (obligasi dijual).

K = rP, maka P = K/r
Dimana : K = hasil pertahun yang diterima.
P = harga pasar atau nilai sekarang.
r = tingkat bunga.

Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku adalah berkebalikan. Harga obligasi naik sama saja artinya dengan tingkat bunga turun. Sebaliknya, harga obligasi turun berarti tingkat bunga naik.

Bila harga obligasi diharapkan naik, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dianggap terlalu rendah. Bila harga obligasi diharapkan turun, ini berarti bahwa harga obligasi saat ini dirasa terlalu tinggi.

Keynes mengatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi apabila tingkat bunga saat ini (dirasa) rendah dan permintaan untuk spekulasi saat ini rendah apabila tingkat bunga untuk spekulasi mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan tingkat bunga (saat ini). Ini adalah inti teori moneter Keynes.
Md = [kQ + Ѳ (r)]P atau Md/P =kQ + Ѳr

Dimana : Md/P = permintaan akan uang secara riil.

kQ = permintaan akan uang untuk berjaga-jaga

(dinyatakan suatu proporsi k dari pendapatan nasional riil

atau tingkat output Q).

Ѳr = permintaan akan uang untuk motif spekulasi

(dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga r).

Fungsi permintaan akan uang tersebut disebut Liquidity Preference, yaitu Md=f(Q,r).

Di Pasar Uang, Liquidity Preference bertemu dengan penawaran akan uang dan menentukan “harga” dari penggunaan uang, yaitu Tingkat Bunga.

Tingkat bunga merupakan penghubung utama antara pasar uang dengan pasar barang, sebab tingkat bunga menentukan berapa pengeluaran investasi yang direncanakan oleh investor dan selanjutnya pengeluaran investasi ini menentukan tingkat permintaan agregat.

Penghubung lain antara kedua pasar ini adalah tingkat harga (P) dan output (Q), karena variabel ini mempengaruhi Liquidity Preference (MD). Jadi hubungan antara kedua pasar tersebut adalah timbal balik.

3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teori Keynes di pasar uang yaitu:


1) Teori tersebut lebih sesuai untuk Negara yang mempunyai lembaga pasar uang yang telah berkembang atau negara maju.
2) Kekuasaan pemerintah mengendalikan Ms atau uang beredar tidaklah selangsung atau semudah yang digambarkan dalam teori diatas.

Pemerintah hanya bias mengendalikan uang kartal, sedangkan uang giral diciptakan oleh sektor perbankan. Uang giral dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijakan kredit, tingkat bunga, kebijakan perbankan.

C. Pasar Tenaga Kerja
Kaum klasik mengenal tiga macam pengangguran:

1). Pengangguran yang timbul karena adanya pergeseran tingkat output dan bersifat sementara (frictional unemploement).

2). Pengangguran musiman (seasonal unemployment).

3). Pengangguran yang dibuat orang misal karena peraturan pemerintah tetang upah minimum.

Menurut klasik semua harga termasuk upah tenaga kerja bergerak secara fleksibel ke atas maupun ke bawah dan bereaksi secara cepat dan rasional terhadap perubahan upah secara automatis akan kembali full employment. Namun pada kenyataan full employment secara automatis tidak akan berjalan.

Keynes menyarankan pemerintah harus aktif melakukan sesuatu, bukannya menunggu berkerjanya proses alamiah tersebut. Yaitu dengan menggeser kembali dari Z1 ke Z0. Cara yang efektif adalah dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah (G). kenaikan G secara multiplier akan menaikkan permintaan aggregate Z.

Cara lain adalah meningkatkan unsur lain dari Z, yaitu C dan I. namun untuk meningkatkan C dan I pemerintah melakukan dengan cara tidak langsung. Misal melalui penurunan pajak atau penurunan tingkat bunga. Cara tersebut kurang bisa diandalkan karena masih banyak tergantung banyak factor-faktor lain di luar kekuasaan pemerintah.

Bila Z naik terlalu cepat dan terjadi inflasi maka pemerintah dapat mengatasi dengan cara mengurangi pengeluaran pemerintah. Atau dapat diatasi dengan menaikkan pajak dan tingkat bunga serta pengendalian moneter.

1. Rekapitulasi Proses Makro Keynes

Ciri khas teori Keynes adalah adanya saling kait mengait dan saling pengaruh mempengaruhi (interdependence) antara ketiga pasar makro yaitu pasar barang, pasar uang dan pasar tenaga kerja.

Suatu perekonomian dikatan mencapai keseimbangan umun (general equilibrium) apabila semua pasar ada pada posisi ekuilibrium secara bersama-sama atau simultan

Konsepsi aliran kegiatan suatu perekonomian menurut teori Keynes yaitu kegiatan produksi (Q) menciptakan penghasilan (Y), kemudian dibelanjakan sebesar Z untuk membeli barang dan jasa. Pengeluaran Domestik Bruto (Gross Domestic Expenditure/GDE) bagi Z, Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) bagiQ, dan Pendapatan Domestik Bruto (Gross Domestic Income/GDI) bagi Y.

2. Pendekatan IS-LM

Ada cara lain untuk menjelaskan proses keseimbangan pasar dalam teori Keynes yaitu berdasarkan pendekatan IS-LM. Pendekatan IS-LM diperkenalkan pertama kali oleh ekonom Inggris bernama John Hicks pada tahun 1937. Selanjutnya pendekatan IS-LM menjadi cara standar menjelaskan teori Keynes.

Pertama melihat keseimbangan pasar barang, posisi keseimbangan tercapai apabila permintaan agregat sama dengan penawaran agregat yaitu keseimbangan pada tingkat harga dan output (P*, Q*). Apabila ada kenaikan I, maka keseimbangan akan berubah berupa P* dan Q* yang baru melalu proses income multiplier.

I dalam teori Keynes ditentukan oleh kurva MEC dan tingkat bunga (r), berbagai keseimbangan terjadi dari r dan Q.

Kurve yang menunjukkan berbagai tingkat r dan Q yang memenuhi syarat keseimbangan di pasar barang, kurva ini disebut dengan kurva IS.

Kurva ini menjamin bahwa pengeluaran investasi yang diinginkan investor persis sama dengan tabungan (S) yang disisihkan oleh Rumah Tangga.

Keseimbangan antara menabung (Saving) dan Investasi tidak lain adalah keseimbangan antara permintaan agregat atau pengeluaran agregat (Z) dengan pendapatan agregat (Y). Yaitu Y=C+S, Z=C+I, sehingga S=I karena Y=Z.



Kurva IS berslope negatif, karena bila r tinggi maka I rendah sehingga Z rendah. Hal ini mengakibatkan P* dan Q* yang rendah.

Sebaliknya bila r rendah maka I tinggi sehingga Z tinggi. Hal ini mengakibatkan p* dan Q* yang tinggi. Jadi nilai r berkaitan dengan Q* dan hubungan r dengan Q* adalah negatif atau dengan arah berlawanan.

Di pasar uang, kurva permintaan akan uang (liquidity preference) bertemu dengan penawaran akan uang dan menentukan tingkat bunga (r). Permintaan uang dipengaruhi oleh nilai P dan Q yaitu permintaan uang untuk tujuan transaksi.



Kurva LM menggambarkan keseimbangan antara permintaan akan uang (L) dengan penawaran akan uang (Ms), atau merupakan keseimbangan pasar uang.

Kurva LM berslope positif, melalui mekanisme “pasar uang” diketahui adanya hubungan searah antara output produksi (Q) dengan tingkat bunga (i).

Keseimbangan umum perekonomian bisa diperoleh dengan cara mencari titik temu antara kuva IS dengan LM. Sebab pada titik tersebut terjadi keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang secara bersama-sama (simultan).




SUMBER :
Boediono, "Ekonomi Makro", 1999
ekonomikamakro.blogspot.com/2009/03/teori-makro-keynes-pasar-barang-dasar.html
ekonomikamakro.blogspot.com/2009/03/teori-makro-keynes-pasar-uang-dan-pasar.html
herry.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33207/Teori+Ekonomi+Keynes.ppt

2 komentar:

  1. Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
    hingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
    profit,bergabung sekarang juga dengan kami
    trading forex fbsasian.com
    -----------------
    Kelebihan Broker Forex FBS
    1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
    2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
    3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
    4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
    5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
    Indonesia dan banyak lagi yang lainya
    Buka akun anda di fbsasian.com
    -----------------
    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    Tlp : 085364558922
    BBM : fbs2009

    BalasHapus